Minggu, 21 Oktober 2012

Kisah Nabi Idris Melihat Surga dan Neraka

 

Setiap hari Malaikat Maut dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?”

“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Malaikat Maut.

Setelah Malaikat Maut memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.

“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Malaikat Maut.

“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.

Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.

Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Malaikat Maut membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Malaikat Maut kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan.

Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.

Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris beulang-ulang.

Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.

Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.

Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”

“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Malaikat Maut. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.

Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.

“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.

“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Malaikat Maut.

“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.

Firman Allah:

“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).

***
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.

“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.
»»  Baca Selengkapnya...

30 Kesalahan Dalam Shalat

30 Kesalahan Dalam Shalat

"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu."(HR. An Nasa'I : 463)
Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa memubat amalan shalatnya tidak sempurna.
kami akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,
, "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)


2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki

Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."

3. Tidak tuma'minah dalam shalat
Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisitersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, "Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat."

4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. " (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.

5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.

Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari)

6. Berdiri untuk melngkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan mendahuluiku dalam ruku', sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

7. Melafadzkan niat.

Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma'ad "Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan "Allahu Akbar", dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.

8. Membaca Al-Qur'an dalam ruku' atau selama sujud.

Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an selama ruku' atau dalam sujud." (HR. Muslim)

9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi". (HR. Muslim)

10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)

11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم, "Allah tidak menerima shalat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)". (HR. Ahmad)

12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum'at.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu". (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang berbunyi "Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya". (Fathul Bari: 1/572)

13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.

14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu'an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)

15. Menutup mata tanpa alasan
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, "Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم". Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.

16. Makan atau minum atau tertawa.
"Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.

17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian".

18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat, "Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang".

19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar" (HR. Bukhari dan Muslim).

20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, "Nabi صلى الله عليه وسلم telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.

21. Melatakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).
Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)

23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang berkata, "Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!, karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".

24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم , "Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.
Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم "Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur'an" (HR. Muslim)

26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan biarkan perrempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)

27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :
A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : sesungguhnya allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)
B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)

29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda, "Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu." (HR. Muslim : 532)

30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : "Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم "Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di temapt terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut." Shifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55)

Dirangkum dari
"40 Kesalahan Shalat oleh Syaikh Muhammad Jibrin & Al Qaulu Mubin fi Akhthail Mushallin, Syaikh Mansyhur Hasan Salman.
»»  Baca Selengkapnya...

Minggu, 14 Oktober 2012

Kisah Keajaiban Sholat Malam

Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Memuliakan. Oleh karena itu, Dia berhak memuliakan siapa saja dari hamba-Nya yang dikehendali-Nya. Akan tetapi hal ini tidak terlepas dari ketaatan si hamba itu sendiri dalam beribadah kepada-Nya. Dari situ, jika kita ingin dimuliakan Allah SWT, maka kita harus rajin beribadah kepada-Nya dan memperbanyak amal saleh.


Seperti Kisah Teladan Islami berikut ini antara seorang pencuri dan orang yang beriman yang bernama Ahmad ibnu Khuzruya.
Pada suatu malam, seorang pemcuri telah memasuki rumah Ahmad. Dengan lihainya si pencuri itu menggeledah seluruh barang yang dimiliki Ahmad. Tetapi, betapa kecewanya si pencuri itu karena ia tidak menemukan apa-apa di dalam rumah.

Maka ia pun segera beranjak pergi meninggalkan rumah Ahmad.
Ketika hendak melangkahkan kakinya keluar pintu rumah, Ahmad segera memergokinya dan memanggilnya,
"Wahai pemuda, Ambillah air di dalam sumur dengan timba lalu bersihkanlah dirimu (wudhu) dan shalatlah. Nanti jika aku medapatkan sesuatu, maka akan kuberikan kepadamu semuanya agar kamu tidak keluar dari rumah ini dengan tangan kosong."

Bukan main terkejutnya pencuri itu, ditambah dia merasa keheranan dengan perkataan Ahmad ibnu Khuzuruyah. Si pencuri segera mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat malam. Ketika keesokan harinya, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki datang kepada Ahmad dengan membawa uang 100 dirham untuk diberikan kepada beliau. Setelah uang itu berada di tangan Ahmad, beliaupun lalu memberikan uang itu kepada si pencuri seraya berkata,
"Ambillah uang ini sebagai hadiah dari shalatmu tadi malam."

Setelah mendengar perkataan Ahmad, hati dan seluruh tubuh pencuri itu menjadi bergetar. Tanpa disadari, air mata pun telah menetes di pipinya. Lalau si pencuri berkata,
"Sesungguhnya aku telah menempuh jalan yang salah, tetapi hanya dengan shalat satu kali saja, Allah SWT telah memberikan anugerah kepadaku sebanyak ini. Sungguh aku orang yang tidak tahu malu."

Setelah peristiwa di pagi itu, si pencuri benar-benar ingin bertaubat dari segala apa yang diperbuatnya selama ini dan ingin kembali ke jalan yang benar. Bahkan ia pun menolak uang pemberian dari Ahmad Ibnu Khusruya dan ingin menjadi murid beliau untuk belajar agama Islam.

Demikianlah kisahnya.
Jika Allah SWT sudah berkehendak untuk memuliakan seseorang, maka Dia pun akan memberikan hidayah dan kemudahan kepadanya dalam menjalankan syariat-Nya, seperti dalam kisah shlat malam di atas.
»»  Baca Selengkapnya...

Nabi Khidir Masih Hidup Hingga Akhir Zaman


Berikut berbagai pernyataan yang membenarkan bahwa Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang. Diantaranya hadits-hadits, ulama-ulama.
Nabi Khidir as merupakan guru teladan dari banyak kaum sufi, wali dan sebagainya.

Kisah.
Ulama besar ahli hadits yaitu Imam An-Nawawi menyebitkan bahwa dia sendiri berselisih pendapat tentang hidupnya Nabi Khidir as.

Sebagian besar ulama beranggapan bahwa Khidir masih hidup di tengah-tengah kita. Imam An-Nawawi berkata,
"Pendapat ini tidak ditentang sedikitpun oleh ulama-ulama kaum sufi dan ahli-ahli ma'rifat. Mereka pun pernah menceritakan pengalamannya pada waktu berjumpa, berkumpul dan berbincang-bincang dengan Nabi Khidir as. Dia (Khidir) terlalu mulia untuk dicaci atau dicari-cari aibnya, dan dia akan tetap dikenal walaupun kita berusaha menutup-nutupi berita tentang dirinya."

Di dalam kitab Syarah Muhadzab Juz V, halaman 305.
Imam An-Nawawi berkata bahwa ada beberapa orang sahabatnya yang mempunyai dalil yang membuktikan masih hidupnya Nabi Khidir as. Dia berkata,
"Dan sebagian besar ulama berkeyakinan bahwa Nabi Khidir as masih hidup sampai sekarang."

Syeikh Ismail Haqqi berkata,
"Kaum sufi dan para ulama bersepakat dengan keyakinan mereka bahwa Nabi Khidir as masih hidup hingga sekarang."

Pendapat itu diikuti oleh Imam Arabi, Abu Thalib Al-Makki dan Al-Hakim. Terus At-Turmudzi, Ibnu Adham, Basyar Al-Hafi, Ma'ruf Al-Karkhi, Sari As-Saqati, Al-Junaidi, bahkan Khalifah Umar ibn Abdul Aziz r.a.

Di Akhir kitab Sahih Musim bab yang menyebutkan hadits-hadits tentang Dajjal, Abu Said Al-Khudri berkata,
Pada suatu hari Rasulullah SAW pernah bercerita panjang lebar kepada kami tentang diri Dajjal.

Rasulullah SAW bersabda,
"Ia datang tetapi diharamkan untuk memasuki lingkungan Madinah. Lalu ia berhenti di sebagian daerah yang terdapat sesudah Madinah dan pada suatu hari ia didatangi oelh seorang laki-laki yang baik termasuk orang yang terbaik di antara manusia saat itu.
Kemudian dia berkata,
"Saya bersaksi bahwa Anda ini adalah Dajjal yang diceritakan Nabi SAW dalam haditsnya."
"Bagaimana menurut kalian jika aku membunuh orang ini lalu aku menghidupkannya kembali, apakah kalian mengusulkan sesuatu?" jawab Dajjal.
Mereka menjawab," Tidak."
Lalu Dajjal membunuh orang itu kemudian menghidupkannya lagi. Ketika orang itu akan dihidupkan lagi, dia berkata,
"Demi Allah, di kalangan Anda sama sekali tidak aku dapati hari ini orang yang paling hebat pikirannya dibanding aku."
Maka Dajjal pun bermaksud membunuhnya kembali, tapi tidak kuasa lagi membunuhnya.

Abu Ishak berkata,
"Orang laki-laki itu adalah Nabi Khidir as."
Siapa Abu Ishak ini, diala seorang muslim bernama asli Ibrahim bin Sofyan. Dia banyak meriwayatkan kisah dari Imam Muslim.

Sedangkan Mu'ammar berkata dalam kitabnya Musnad,
"Lelaki yang pernah dijumpainya itu adalah Sayyidina Khidir."
Kemudian Mu'ammar menjelaskan hadits nabi nseperti di atas.
Dia berkata,
"Hadits Rasulullah itu sebagai bukti bahwasanya Nabi Khidir as masih hidup."
»»  Baca Selengkapnya...

Nabi Idris Pingsan Melihat Neraka dan Surga


Nabi Idris as di masa hidupnya, Allah SWT telah mengaruniakan untuk mengunjungi surga maupun neraka. DI kedua tempat itu, Nabi Idris as pingsan begitu melihat pemandangan yang dilihat dikedua tempat itu.

NERAKA

Kisahnya.
Nabi Idris as adalah seorang Nabi yang kuat sekali ibadahnya, bahkan malaikat sangat kagum atas kesalehan beliau. Pada suatu saat, Malaikat Izrail dan Nabi Idris as beribadah bersama-sama. Nah, pada kesempatan itu Nabi Idris as mengajukan permintaan kepada Malaikat Izrail untuk dapat melihat surga dan neraka.

Malaikat Izrail tidak dapat memutuskan permintaan Nabi Idris as. Namun Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan karenanya Nabi Idris as diizinkan berkunjung ke neraka dan ke surga ditemani Malaikat Izrail.

Pertama-tama Nabi Idrsi as mengunjungi neraka.
"Wahai Nabiyullah, kenapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut melihatnya," tanya Malaikat Izrail.
Dijawab olah Nabi Idris as,
"Sebenarnya saya takut sekali kepada azab Allah SWT. Tapi mudah-mudahan iman saya menjadi tebal setelah melihatnya."

Begitu mereka sudah sampai agak dekat dengan neraka, Nabi Idris as pun tersungkur pingsan. Penjaga neraka adalah malaikat yang sangat menakutkan. Malaikat itu menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah SWT semasa hidupnya. Nabi Idris as tak mampu menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan.

Api neraka berkobar sangat dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan dan tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding dengan neraka.
"Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...,"berkali kali terucap dari mulut beliau sesaat setelah tersadar ari pingsannya.
(Seorang nabi saja sampai pingsan melihat neraka, bagaimana dengan manusia biasa seperti kita?).



Setelah siuman, dengan tubuh yang masih lemas Nabi Idris as melanjutkan perjalanan ke surga ditemani Malaikat Izrail juga. Di pintu surga beliau disambut Malaikat Ridwan yang menjaga Surga. Malaikat Ridwan dengan penuh lemah lembut mempersilahkan Nabi Idris as untuk memasuki tempat yang mulia penuh kenikmatan tersebut.

Begitu masuk ke dalam surga, lagi-lagi Nabi Idris as tersungkur lagi karena penuh takjub.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan bagi siapa yang memandangnya. Namun Nabi Idris as pingsan hanya sebentar saja. Tanpa bisa berkata apa-apa selain ucapan,
"Subhanallah....Subhanallah...Subhanallah...,"berkali-kali keluar dari mulut beliau.

Itulah Kisah Teladan dari nabi Idris as yang sangat saleh dan taat kepada Allah SWT hingga beliau sampai pingsan begitu melihat neraka maupun surga.
»»  Baca Selengkapnya...

Dialog antara Iblis dan Nabi Isa

Kisah Islamiah sore dengan dialog antara Iblis dan Nabi Isa as.
Nabi Isa as menyatakan bahwa dirinya bukanlah Tuhan, melainkan hanya hamba Allah SWT seperti kebanyakan Nabi dan Rasul lainnya.

Kisahnya.
Pada suatu hari Nabi Isa as bertemu dengan iblis laknatullah dan terjadilah percakapan antara keduanya.

Dialog Pertama
Iblis: Wahi Isa bin Maryam, dari sifat Ketuhanan itu sampai engkau mampu berbicara ketika engkau masih bayi. Padahal tak seorang pun yang mampu berbicara seperti engkau sebelum kamu.
Nabi Isa as: Yang memiliki sifat Ketuhanan itu adalah Dzat yang membuat saya mampu berbicara dan Dzat yang mematikan saya, kemudian menghidupkan saya kembali.

Iblis: Bukan begitu maksudku, akan tetapi engkaulah orang yang telah sampai pada tingkat menjadi Tuhan sehingga engkau mampu menghidupkan orang yang telah meninggal dunia.
Nabi Isa as: Bukan begitu, sifat Ketuhanan itu adalah milik ALlah SWT sebagai Dzat yang menghidupkan dan mematikan orang yang saya matikan lalu dihidupkan Allah SWT.
(Jadi bukan saya yang menghidupkan, maksud-red).
Saya hanya perantara saja.
Iblis: Demi Allah, engkau adalah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi.

Begitu iblis berbicara demikian, maka turunlah Malaikat Jibril yang dengan sayapnya, Iblis dipukul sampai ke matahari. Lalu ada pukulan sayap yang kedua iblis terlempar sampai ke sumber air panas lalu dilempar lagi sampai ke lautan yang ke tujuh.

Dialog ke Dua
Ketika Nabi Isa as mengerjakan shalat di Baitul Maqdis, ia ditemui oleh iblis dan berkata,
"Sesungguhnya engkau tidak pantas menjadi seorang hamba, sebaiknya engkau menjadi Tuhan."
Namun Nabi Isa as selalu berusaha melepaskan diri dari gangguan iblis terlaknat itu, namun masih belum bisa terlepas.

Kemudian Iblis berkata lagi,
"Tidak patut engkau menjadi hamba."
Nabi Isa as lalu memohon pertolongan kepada Allah SWT dan kemudian Jibril datang bersama Mikail. Iblis dikepung lalu iblis dihantam dengan sayap Malaikat Jibril dan dibuang ke lembah jurang.

Iblis tidak kenal menyerah dan putus asa dalam menjalankan tugasnya.
Iblis lalu datang lagi kepada nabi Isa as, karena iblis tahu bahwa kedua malaikat itu tidak diutus kecuali hanya untuk itu saja, lainnya tidak.

Iblis mengulangi ucapnnya kepada Nabi Isa as bahwa Nabi Isa as tidak patut menjadi hamba.
Iblis berkata,
"Aku tahu apa yang terjadi ketika engkau marah. Aku mengajakmu untuk sesuatu yang memang seharusnya menjadi hakmu yaitu memerintah setan supaya setan itu tunduk kepadamu, sebab apabila manusia mengetahui bahwa setan-setan itu tunduk kepadamu, maka manusia pun lalu taat kepadamu dan menyembahmu."

"Aku tidak mengatakan bahwa engkau adalah Tuhan dan tidak ada Tuhan yang lain. tetapi maksud saya engkau adalah Tuhan di bumi dan Allah SWT Tuhan di langit."
Mendengar perkataan iblis yang demikian itu, Nabi Isa as berteriak sekeras-kerasnya hingga Malaikat Israfil turun ke bumi.

Malaikat Jibril dan Mikail yang melihat hal itu segera menangkap iblis kemudian Malaikat Israfil menghantam iblis dengan sayapnya lalu dibuang ke matahari. Nabi Isa as kemudian pergi, tapi masih sempat saja iblis menggoda.
"Wahai Isa, aku bertemu engkau pada hari ini mengalami kesulitan yang sangat luar biasa."

Dialog Ketiga.
Iblis laknatullah masih juga belum kapok meskipun telah dihantam sayap malaikat.
Pada suatu hari, iblis menemui lagi Nabi Isa as dan terjadilah percakapan lagi.

Nabi Isa as: Apakah kamu tidak tahu bahwa sesuatu tidak akan emnimpamu kecuali jika telah ditakdirkan kepadamu?
Iblis: Sekarang coba saja naik ke puncak gunung sana lalu jatuhkan tubuhmu dari puncak gunung itu, apakah engkau hidup atau mati?
Nabi Isa as: Apakah kamu belum mengetahui bahwa Allah SWT berfirman,
"Janganlah hambaKu mengujiKu, karena Aku berbuat sesuatu atas kkemauanKu."
maksudnya adalah jika ALlah SWT menghendaki masih hidup, maka tidak akan mati orang yang terjun dari puncak gunung. Karena hamba tidak bisa menguji Tuhannya tetapi Tuhanlah yan menguji hambaNya.

Iblis: Apakah kamu tidak mengatakan benar? Cobalah ambillah wadah lampu, kemudian pukulkan ke tubuhmu, tentu engkau akan kesakitan bukan?
Nabi Isa as: Kamu ini celaka, bukankah Allah SWT telah melarang seseorang untuk memohon atas kerusakan tubuh.

Dari Kisah Islamiah, dialog antara Nabi Isa as dan Iblis tersebut dapat diambil pelajaran bahwa segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi adalah merupakan kekuasaan dan kehendalk ALlah SWT.
Siapapun dia, bagaimanapun hebatnya, tidak akan mampu lari dari takdir Allah SWT>
»»  Baca Selengkapnya...

Intisari Bid'ah

Intisari bid’ah

Bid’ah (perkara baru) yang tidak diperbolehkan atau bid’ah dholalah adalah

1. Bid’ah dalam perkara syariat (perkara yang telah disyariatkanNya)
2. Bid’ah di luar perkara syariat yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.

1. Bid’ah dalam perkara syariat atau bid’ah dalam urusan agama (“urusan kami”) atau bid’ah dalam urusan yang merupakan hak Allah ta’ala menetapkannya yakni melarang sesuatu yang tidak dilarangNya, mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkanNya, mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkanNya

Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah! Tuhanku hanya mengharamkan hal-hal yang tidak baik yang timbul daripadanya dan apa yang tersembunyi dan dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak turunkan keterangan padanya dan kamu mengatakan atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak mengetahui.” (QS al-A’raf: 32-33)

Dalam hadits Qudsi , Rasulullah bersabda: “Aku ciptakan hamba-hambaKu ini dengan sikap yang lurus, tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian membelokkan mereka dari agamanya, dan mengharamkan atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta mempengaruhi supaya mereka mau menyekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya.” (HR Muslim 5109)

2. Bid’ah di luar perkara syariat (di luar dari apa yang telah disyariatkanNya) yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits adalah yang dimaksud dengan sunnah sayyiah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Dan siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam, maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim 4830)

Arti kata sunnah dalam sunnah sayyiah bukanlah sunnah Rasulullah atau hadits atau sunnah (mandub) karena tentu tidak ada sunnah Rasulullah yang sayyiah, tidak ada hadits yang sayyiah dan tidak ada perkara sunnah (mandub) yang sayyiah.

Sunnah sayyiah adalah sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang lain sebelumnya atau contoh atau suri tauladan atau perkara baru di luar perkara syariat yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits , termasuk ke dalam bid’ah dholalah

Bid’ah yang diperbolehkan atau bid’ah hasanah adalah sunnah hasanah yakni sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang lain sebelumnya atau contoh atau suri tauladan atau perkara baru di luar perkara syariat (di luar dari apa yang telah disyariatkanNya) yang tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun“. (HR Muslim 4830)

Imam Mazhab yang empat yang bertalaqqi (mengaji) dengan Salaf Sholeh, contohnya Imam Syafi’i ~rahimahullah menyampaikan batasan bagi kaum muslim yang akan melakukan perbuatan di luar perkara syariat (di luar dari apa yang disyariatkanNya) yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

قاَلَ الشّاَفِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -ماَ أَحْدَثَ وَخاَلَفَ كِتاَباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَرًا فَهُوَ البِدْعَةُ الضاَلَةُ ، وَماَ أَحْدَثَ مِنَ الخَيْرِ وَلَمْ يُخاَلِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُوْدَةُ -(حاشية إعانة 313 ص 1الطالبين -ج )

Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan menyalahi pedoman Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebaikan yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak menyelahi pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala. (Hasyiah Ianathuth-Thalibin –Juz 1 hal. 313)

Mereka yang mengingkari adanya bid’ah hasanah adalah mereka yang terhasut atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi sehingga mereka memahami Al Qur’an dan Hadits dengan makna dzahir atau terjemahannya saja atau hanya dari sudut arti bahasa (lughot) atau isitilah (terminologi) saja

Mereka tidak memperhatikan ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan bahasa arab itu seumpama nahwu, sharaf, balaghah (ma’ani, bayan dan badi’). Mereka tidak juga memperhatikan sifat lafadz-lafadz dalam al-Quran dan as-Sunnah itu yang beraneka ragam seperti ada lafadz nash, ada lafadz dlahir, ada lafadz mijmal, ada lafadz bayan, ada lafadz muawwal, ada yang umum, ada yang khusus, ada yang mutlaq, ada yang muqoyyad, ada majaz, ada lafadz kinayah selain lafadz hakikat dan lain lainnya.

Mereka yang terhasut sehingga mereka terjerumus bertasyabuh dengan kaum Nasrani menjadikan ulama-ulama mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah dengan mereka melarang sesuatu yang tidak dilarangNya, mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkanNya, mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkanNya

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 )

Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah?” Nabi menjawab, “tidak”, “Mereka tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi jika para rahib dan pendeta itu menghalalkan sesuatu bagi mereka, mereka menganggapnya halal, dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamkan bagi mereka sesuatu, mereka mengharamkannya“

Pada riwayat yang lain disebutkan, Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan pendeta) itu telah menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalkan sesuatu yang haram, kemudian mereka mengikutinya. Yang demikian itulah penyembahannya kepada mereka.” (Riwayat Tarmizi)
»»  Baca Selengkapnya...

Kisah Menarik Bagaimana Nabi Muhammad Bertemu Allah di Sidratul Muntaha Pada Jarak Hanya "Dua Busur Panah"

Kisah Menarik Bagaimana Nabi Muhammad Bertemu Allah di Sidratul Muntaha Pada Jarak Hanya "Dua Busur Panah"

NABI Adam a.s gembira apabila menoleh kepalanya ke kanan kerana menyaksikan kalangan zuriatnya, iaitu umat manusia melakukan amalan baik dan akhirnya melayakkan mereka masuk syurga.

Namun apabila baginda menoleh ke kiri, di dapati ada juga kalangan umat manusia yang diseksa dalam neraka akibat balasan amalan-amalan jahat yang mereka lakukan, Ini menyebabkan Nabi Adam sedih dan kecewa.

Demikianlah di sebalik makna perlakuan yang ditunjukkan oleh lelaki bertubuh sasa dan tinggi yang pertama ditemui oleh Nabi Muhammad sejurus memasuki langit pertama dalam perjalanan Mikraj untuk menemui Allah di singgahsana Sidratul Muntaha.

Baginda begitu gembira dapat bertemu dan mengenali manusia pertama ciptaan Allah itu yang kemudiannya menjadi bapa kepada seluruh manusia di muka bumi ini.

Selepas memberi salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad kemudiannya dibawa naik ke langit kedua dan di situ baginda bertemu Nabi Yahya dan Nabi Isa. Diikuti langit ketiga, baginda bertemu Nabi Yusuf, langit kelima, Nabi Harun dan Musa di langit keenam.

Nabi Muhammad akan memberi salam dan mengakui kenabian kepada setiap nabi yang baginda temui.

Apabila tiba di langit ketujuh, Nabi Muhammad berpeluang menyaksikan Baitul Makmur, iaitu rumah ibadat, binaan sama seperti Kaabah bagi penghuni langit terutamanya para malaikat beribadah dan melakukan tawaf.

Sesetengah mengatakan terdapat hampir 70,000 malaikat yang melakukan tawaf di Baitul Makmur itu.

Ia dikatakan mempunyai kedudukan yang bertepatan dengan kedudukan Kaabah di bumi.

Di situ juga baginda melihat ada seorang lelaki yang wajahnya dikatakan hampir menyerupai Rasulullah sendiri.

Lalu baginda bertanya kepada Jibrail siapa lelaki berkenaan. Jibrail berkata: "Dialah nenek moyang kamu, Nabi Ibrahim."

Baginda sungguh gembira dengan pertemuan ini kerana dapat mengenali Nabi Ibrahim yang mempunyai sejarah kenabian sangat hebat terutama mampu mengalahkan Raja Namrud, berhijrah ke Palestin dan terpaksa meninggalkan isterinya Siti Hajar dan si anak Nabi Ismail. Dari situ ia menjadi titik permulaan pembukaan Kota Mekah dan mendirikan Kaabah seperti yang diperintahkan oleh Allah.

Sejurus pertemuan yang sungguh bermakna itu, baginda berjalan sehingga ke penghujung langit ketujuh.

Berubah bentuk

Di situ baginda melihat bagaimana malaikat Jibrail yang menyerupai manusia berubah kepada bentuk asalnya. Bentuk yang sama seperti yang baginda pernah temui buat pertama kali semasa berjalan ke pulang ke rumah dari Gua Hira'.

Kebenaran perkara ini tidak dapat disangkal. Ia benar-benar terjadi sebagaimana yang disebut dalam al-Quran, iaitu ayat 13 hingga 18 surah an-Najm yang bermaksud: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibrail itu dalam rupanya yang asli iaitu berdekatan dengan Sidratul Muntaha, yang juga berdekatan dengan syurga al Makwa, (Muhammad melihat Jibrail) ketika di Sidratul Muntaha dilitupi oleh sesuatu yang melitupinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan-Nya yang paling besar.

Selain bagi mengesahkan pertemuan Nabi Muhammad dengan malaikat Jibrail pada rupanya yang asal, ayat ini juga sebagai mengesahkan mengenai pertemuan agung antara Nabi SAW dengan Allah Rabbul Jalil secara bersemuka.

Inilah keistimewaan Nabi Muhammad dapat bertemu dengan Allah dalam keadaan jaga dan bersemuka walaupun pertemuan tersebut tidak turut dihadiri oleh malaikat Jibrail.

Sebelum itu Jibrail telah meminta Nabi Muhammad mara ke hadapan iaitu memasuki Sidratul Muntaha, tempat sangat luar biasa yang tidak akan mampu terfikir oleh manusia biasa.

Apabila Nabi Muhammad turut mengajak malaikat Jibrail untuk bersama-sama dengan baginda, Jibrail berkata: "Kalau aku selangkah mara ke hadapan, maka aku akan hangus terbakar."

Lalu di hadapan Allah itu yang dikatakan jaraknya hanyalah 'dua busur panah' atau lebih dekat lagi dari itu, Nabi Muhammad diperintahkan sembahyang 50 waktu sehari semalam.

Iaitu ibadat menyembah-Nya untuk dilakukan oleh Nabi Muhammad dan seluruh umat baginda setiap hari.

Berbanding ibadat lain yang difardukan melalui turunnya wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibrail namun ibadat solat adalah perintah secara langsung daripada Allah.

Sebab itu di hari kiamat perkara pertama yang ditanyakan oleh Allah terhadap setiap individu umat Islam ialah mengenai perihal solatnya.

Segala amalan kebaikan dan kebajikan yang lain seolah-olah tidak bermakna jika seseorang itu mengabai dan meninggalkan solat secara sengaja.

Selepas pertemuan itu, Nabi Muhammad pun turun ke langit ke enam dan bertemu semula dengan Nabi Musa yang bertanyakan mengenai hasil pertemuan baginda dengan Allah.

"Apa yang Allah perintahkan untuk umat kamu wahai Muhammad," tanya Nabi Musa.

"Allah memerintahkan aku dan umatku supaya mendirikan solat 50 fardu waktu sehari semalam," jawab Nabi Muhammad.

Musa pun berkata lagi: "Kaum Israel pernah diperintahkan kurang daripada itu tetapi itupun mereka tidak mampu laksanakan. Kamu naiklah lagi dan minta Allah ringankan (kurang jumlah fardu) solat itu."

Sesetengah riwayat menceritakan baginda terpaksa berulang kali menemui Allah semula bagi tujuan untuk meringankan jumlah fardu solat itu. Sehinggalah akhirnya ditetapkan ibadat solat itu difardukan lima kali sehari tanpa boleh dikurangkan lagi.

Itupun Nabi Musa tetap menggesa Nabi Muhammad dikurangkan lagi lima waktu itu.

Lalu baginda pun berkata: "Aku rasa malu dengan tuhanku, namun aku reda dan aku menyerah diri."

Sepanjang mikraj itu juga Nabi Muhammad diperlihatkan dengan pelbagai kehidupan di alam akhirat, iaitu alam yang kekal bakal didiami oleh seluruh umat manusia.

Turut diperlihatkan ialah pelbagai gambaran bentuk pembalasan terhadap apa juga amalan yang dilakukan oleh manusia semasa hidup mereka di dunia.

Namun yang paling berkesan pada baginda yang diceritakan kepada para pengikutnya ialah mengenai gambaran syurga dan neraka.

Apa pun gambaran mengenai syurga dan neraka tersebut, namun yang jelas kedua-duanya wujud di akhirat sebagaimana yang disebut berkali-kali dalam al-Quran.

Namun itu pun masih tidak dapat dipercayai oleh sesetengah pihak.

Jadi apabila Nabi Muhammad telah melihatnya sendiri dengan mata kepala baginda, adakah kita masih tidak mempercayainya lagi?
»»  Baca Selengkapnya...

20 Suri Tauladan Nabi Muhammad SAW.

Berikut ini sebagian kecil tauladan Nabi Muhammad yang kiranya menjadi pedoman hidup bagi para muslimin dan muslimat.
1.       Nabi Muhammad rela menceraikan salah satu istrinya yang konon menderita sakit kusta hanya supaya istrinya itu bisa konsentrasi dalam proses penyembuhan sakit kustanya dan tidak lagi disibukkan dengan urusan duniawi melainkan bersiap-siap untuk urusan akhirat semata. Manusia biasa tidak akan sanggup melakukan pengorbanan yang begitu mulia yang dilakukan oleh Rasullah.
2.       Nabi Muhammad memberi ‘julukan’ sebagai istri terkasih kepada Aisyah, hanya supaya Aisyah tidak lagi merasa sedih karena masa-masa indah anak-anak dan masa remajanya sudah menjadi istri Rasullah. Sungguh suatu tauladan yang baik, karena Rasullah menunjukkan kebijaksanaannya sebagai seorang suami. Andai saja Rasullah tidak bisa adil dan bijaksana, tentu Rasullah tidak akan memberi julukan yang terkasih kepada Aisyah.
3.       Nabi Muhammad memberi tauladan dengan cara mengawini istri dari anak angkatnya sendiri yakni Zainab istri dari Zaid. Sungguh suatu tauladan yang begitu mulia dari Beliau karena manusia biasa tidak akan bisa menikahi istri anak angkat sendiri. Hanya Rasullah yang berjiwa nabi yang sanggup melakukan tauladan seperti ini.                                                                                                       
4.       Nabi Muhammad sangatlah setia kepada para istri-istrinya, hal ini ditunjukkan ketika Rasullah memfatwakan bahwa para istri-istrinya ini tidak boleh dinikahi setelah beliau meninggal. Ini menunjukkan betapa cinta Rasullah kepada istri-istrinya tidak tertandingi oleh siapapun, sungguh suatu perasaan cinta tanpa syarat yang tidak akan bisa dilakukan oleh manusia biasa melainkan hanya seorang Rasul dari Allah.
5.       Nabi Muhammad melindungi para wanita yang tidak mampu. Ini dibuktikan dengan begitu banyak wanita yang beliau angkat sebagai istri supaya para wanita itu bisa dihidupin nafkah lahir bathinnya oleh Rasullah. Sungguh suatu pengorbanan yang besar dari Nabi Muhammad kepada kaum wanita. Kalau saja Rasullah tidak mau berkorban, tentu Rasullah dengan gampangnya bisa saja memberi bantuan tanpa harus menikahi para wanita itu, tetapi Rasullah  tidak mau karena itu adalah perbuatan yang sia-sia karena derajat wanita itu tidak bisa diangkat hanya dengan memberi bantuan sedekah semata.
6.       Nabi Muhammad juga melindungi para wanita. Hal ini dibuktikan dengan hukum yang membatasi para suami untuk memiliki istri hanya maksimum 4 orang. Rasullah memberi tauladan bahwa manusia biasa tidak akan bisa meniru keadilan beliau bagi istri-istrinya, jadi Rasullah memberi batasan 4 istri saja bagi manusia biasa walau beliau sendiri bisa beristri lebih dari 4 orang. Kalau saja Rasullah tidak melindungi para wanita, tentu Rasullah akan memberi kebebasan bagi para suami untuk beristri sebanyak yang mereka mau.
7.       Nabi Muhammad mampu menyenangkan para istri-istrinya dengan sangat baik, karena kemampuan seksual Rasullah yang begitu besar melebihi manusia biasa.
8.       Nabi Muhammad menggilir istri-istrinya dengan sangat adil. Kalau saja Rasullah tidak mau berlaku adil, tentu saja Rasullah hanya mau tidur di kamarnya Aisyah, tapi ini Rasullah tidak lakukan karena Rasullah mau berlaku adil.
9.       Nabi Muhammad amat baik hati, karena Rasullah tidak menceraikan Sawda istrinya yang sudah tua, namun hanya memintanya memberikan ‘jatah’ malamnya kepada Aisyah sang istri terkasih.
10.   Nabi Muhammad begitu baik, karena suami, orangtua, keluarga dan bangsanya Safiyyah yang sudah mati dalam peperangan melawan pasukan Rasullah. Rasullah justru memperistri Safiyyah di hari yang sama dengan hari terbunuhnya suami Safiyyah, supaya Safiyyah tidak merasa kesepian. Sungguh mulia tauladan Rasullah.
11.   Nabi Muhammad mampu memaafkan seorang pria yang membunuh gundiknya yang sedang hamil sekaligus membunuh janin yang dikandung sang gundik karena sang gundik telah menghina Rasullah. Begitu mulia hati Rasullah sehingga Beliaua mau memberikan pengampunan kepada pria laknat ini.
12.   Nabi Muhammad begitu mencintai putrinya, Fatimah dengan melarang Fatimah dipoligami oleh suaminya, meskipun Rasullah memiliki banyak istri. Suatu bukti Rasullah begitu penuh kasih sayang kepada anaknya
13.   Nabi Muhammad tidak pernah membeda-bedakan istrinya baik yang sedang menstruasi atau tidak, sehingga Rasullah mau saja meletakkan kepalanya di antara kedua paha Aisyah yang sedang menstruasi.
14.   Nabi Muhammad begitu penuh sayang terhadap istri-istrinya, bahkan ketika istri-istrinya sedang menstruasi, atau dalam bulan puasa, Rasullah tetap setia tidur dan berciuman dengan para istrinya ini. Rasullah melakukan ini semata-mata agar istri-istri Rasul tidak merasa kekurangan kebutuhan bathin.
15.   Nabi Muhammad begitu hemat, sampai-sampai pakaian sholatnya jarang dicuci dan noda sperma yang menempel di pakaiannya pun dikerik oleh Aisyah dengan kuku. Sungguh Rasullah, seorang nabi yang mulia lagi hemat.
16.   Nabi Muhammad mencintai wanita yang kelihatan bersih, sehingga Rasullah memerintahkan para wanita selalu mencukur bulu jembutnya. Sungguh Rasullah yang mencintai kebersihan.
17.   Nabi Muhammad begitu peduli pada kaum wanita, dan supaya tidak gampang masuk neraka, Beliau menyuruh para wanita menyerahkan zakat kepada nabi agar pahala mereka ditambah. Beliau juga menyuruh para wanita dipoligami supaya pahalanya besar di surga.
18.   Nabi Muhammad berusaha mencegah pelecehan seksual terhadap wanita, dan hanya pria yang dianggap anak saja yang boleh menemui seorang wanita. Maka itu beliau menyuruh para wanita yang hendak ditemui seorang lelaki dewasa supaya menyusui lelaki dewasa itu 5x lebih dulu.
19.   Nabi Muhammad selalu mengangkat derajat budak, seperti Mariyah, seorang budak seksi milih Hafsha istrinya pun diambilnya menjadi gundiknya, agar sang budak derajatnya terangkat.
20.   Nabi Muhammad amat mengaasih para kafirun, sampai-sampai Rasullah mau berciuman dengan seorang pengemis pria Yahudi dan bahkan menyuapkan makanan pun nabi tidak menggunakan sendok, tapi dari mulut ke mulut.
Sungguh betapa mulia Nabi Muhammad. Sebagai seorang manusia biasa, aku sungguh kagum kemampuan Nabi Muhammad yang bisa begitu luar biasa.Ini merupakan salah satu hasil debat saya dengan rekan-rekan di sebuah forum. Karena tulisan aslinya sangat vulgar, maka saya mengedit beberapa bagian.

»»  Baca Selengkapnya...

Senin, 01 Oktober 2012

Metode Mudah Menghafal AL-Qur'an

الحمد لله والصلاة والسلام على نبينا محمد ، وعلى آله وصحبه أجمعين
Berikut adalah metode untuk menghafal Al-Quran yang memiliki keistimewaan berupa kuatnya hafalan dan cepatnya proses penghafalan. Kami akan jelaskan metode ini dengan membawa contoh satu halaman dari surat Al-Jumu’ah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali :
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali:
وَآَخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali:
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali:
قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali:
وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk menguatkan/meng-itqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman Al-Qur’an. Dan janganlah menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap hari agar tidak berat bagi anda untuk menjaganya.
Bagaimana cara menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah?
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses muraja’ah/pengulangan. Hal ini dikarenakan jika anda terus menerus menambah hafalan Al-Quran lembar demi lembar hingga selesai kemudian anda ingin untuk mengulang kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat dan anda dapati diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan terbaik (untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian terdiri dari 10 juz. Jika anda menghafal satu halaman setiap hari, maka ulangilah 4 halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz. Jika anda telah mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah dengan cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali untuk menambah hafalan yang baru baik satu atau dua halaman setiap harinya tergantung kemampuan serta barengilah dengan muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam sehari. Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika anda telah mencapainya, maka berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan untuk mengulang 20 juz. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8 halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap hari sebanyak satu sampai dua halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8 halaman sampai anda menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an, ulangilah 10 juz pertama saja selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz. Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama. Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
Bagaimana cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya jika saya telah menyelesaikan system muraja’ah diatas?
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari sebanyak 2 juz. Ulangilah sebanyak 3 kali setiap hari hingga anda menyelesaikan Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan metode seperti ini selama satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki hafalan yang mutqin/kokoh.
Apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam satu tahun?
- Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan muraja’ahnya, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjadikannya sebagai wirid harian. Adalah wirid Rasulullah dengan membagi Al-Qur’an menjadi 7 bagian sehingga setiap 7 hari Al-Qur’an dapat dikhatamkan. Berkata Aus bin Hudzaifah رحمه الله: Aku bertanya pada sahabat-sahabat Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – tentang bagaimana mereka membagi Al-Qur’an (untuk wirid harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan dari surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya mereka membagi wirid Al-Quran sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir surat “an-nisa”,
- Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat “an-nahl”,
- Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat “al furqan”,
- Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir surat “yaasin”,
- Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat “al hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-naas”.
Wirid Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – di singkat oleh para ulama dengan perkataan: فمي بشوق (famii bisyauqi). Dimana setiap huruf dari kata ini merupakan surat awal dari kelompok surat yang dibaca setiap hari.
Bagaimana membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip di dalam Al-Qur’an?
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang mirip adalah dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut kemudian berikanlah tanda yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda memuraja’ah, perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya beberapa kali hingga anda mantap menghafal tentang kemiripan dan perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan anda
o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah Subuh, dan satu halaman lagi sesudah Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara ini, maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya dengan mutqin/kokoh dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan diatas 2 halaman setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin banyaknya ayat yang harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai Al-Baqarah karena hal tersebut lebih mudah. Namun setelah selesai menghafal seluruh Al-Quran, hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat Al-Baqarah sampai An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan mushaf karena hal ini dapat menolong anda dalam memantapkan hafalan dan meningkatkan kecepatan dalam mengingat posisi-posisi ayat serta awal dan akhir setiap halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama biasanya masih mudah kehilangan hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah Tajmi’ (fase pengumpulan). Janganlah bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang fase ini merupakan fase cobaan yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil kesempatan ini untuk menggoda anda agar berhenti dari menghafal Al-Qur’an. Maka janganlah perdulikan rasa was-was syaithan tersebut dan teruskan menghafal karena sesungguhnya itu adalah harta yang sangat berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.
»»  Baca Selengkapnya...

Metode Belajar Yang Terbaik

Kapan waktu belajar yang efektif? pagi, siang, sore atau malam?

Waktu belajar yang baik adalah sesuai sikon dan toleransi.

Tiap orang pasti punya cara yang berbeda-beda buat belajar. Ada yang sukanya cuma belajar kalau di sekolah saja, ada juga yang di sekolah atau di kampus nggak perhatikan guru atau dosen mengajar, jadi ya terpaksa pas di rumah belajar mati-matian.

Situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita juga turut menentukan waktu belajar yang tepat. Kalau rumah kita dekat dengan pabrik yang berisik di siang hari ya berarti yang bagus belajarnya ya malem-malem pas lagi sepi, tapi kalau rumah dekat tempat hiburan malam ya terpaksa belajar pagi atau sore di luar jam sekolah atau kuliah.

Yang paling bagus belajar itu menyesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita. Kalau kita jam 8 malam udah terasa mengantuk berat ya sebaiknya belajar sore atau selepas maghrib. Kalau mood lagi nggak asyik ya sebaiknya jangan memaksakan untuk belajar karena belajarnya bisa sia-sia. Tapi jangan jadikan mood yang jelek sebagai alasan buat tidak blajar.

Belajar juga nggak harus di rumah sendirian tetapi bisa ikut bimbingan belajar alias bimbel atau belajar kelompok sama teman-teman yang belajarnya getol dan serius abis. Hindari belajar bersama teman yang cuma becanda saja kerjaannya karena belajar jadi percuma. Belajar juga harus dibatasi waktunya, karena kita juga butuh hiburan. Usahakan istirahat belajar setelah satu atau dua jam untuk sekedar cari angin, makan cemilan, main gitar, nonton film kartun, ngobrol dengan teman atau keluarga, dsb.

Jadi waktu belajar memang tidak bisa ditentukan sama untuk semua orang karena banyak sekali faktor yang menentukan. Tetapi pada intinya jangan memporsir balajar sambil begadang karena hasilnya tidak akan maksimal dan cenderung memperlemah pertahanan tubuh kita sehingga akan mudah terserang berbagai penyakit.

Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian

1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.

2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.

3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas. Buat rencana belajar yang diprioritaskan pada mata pelajaran yang lemah. Buatlah jadwal belajar yang baik.

4. Disiplin Dalam Belajar
Apabila kita telah membuat jadwal belajar maka harus dijalankan dengan baik. Contohnya seperti belajar tepat waktu dan serius tidak sambil main-main dengan konsentrasi penuh. Jika waktu makan, mandi, ibadah, dan sebagainya telah tiba maka jangan ditunda-tunda lagi. Lanjutkan belajar setelah melakukan kegiatan tersebut jika waktu belajar belum usai. Bermain dengan teman atau game dapat merusak konsentrasi belajar. Sebaiknya kegiatan bermain juga dijadwalkan dengan waktu yang cukup panjang namun tidak melelahkan jika dilakukan sebelum waktu belajar. Jika bermain video game sebaiknya pilih game yang mendidik dan tidak menimbulkan rasa penasaran yang tinggi ataupun rasa kekesalan yang tinggi jika kalah.

5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. Tawarkanlah pada teman untuk bertanya kepada kita hal-hal yang belum dia pahami. Semakin banyak ditanya maka kita dapat semakin ingat dengan jawaban dan apabila kita juga tidak tahu jawaban yang benar, maka kita dapat membahasnya bersama-sama dengan teman.

6. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti. Jika kita sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.

7. Hindari Belajar Berlebihan
Jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan. Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.

8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian. Mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya. Anggaplah dengan nyontek pasti akan ketahuan guru dan memiliki masa depan sebagai penjahat apabila kita melakukan kecurangan.
»»  Baca Selengkapnya...